watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

BIBI JADI KETAGIHAN

Saat itu aku baru lulus SMA, aku melanjutkan
kuliah di Surabaya di sana aku tinggal di rumah
Pamanku. Aku tinggal di sana karena paman dan
bibiku yang sudah 4 tahun menikah belum juga
punya anak, jadi kata mereka biar suasana
rumahnya bertambah ramai dengan
kehadiranku. Rumah pamanku sangat luas, di
sana ada kolam renangnya dan juga ada
lapangan tenisnya, maklum pamanku adalah
seorang pengusaha yang kaya. Selain bibiku dan
pamanku, di sana juga ada 3 orang pembantu 2
cewek dan 1 cowok. Bibiku umurnya 31 tahun
tapi masih cantik dan bodinya seperti gitar
spanyol, wajahnya mirip Meriam Belina. Dan
ke-2 pembantu cewek tersebut yang satu janda
dan yang 1 sudah bersuami, sedang yang
cowok berumur 20 tahun.
Suatu hari ketika kuliahku sedang libur, paman
dan bibiku sedang keluar kota, pintu kamarku
diketuk oleh Trisni si janda tsb, “Den Eric itu ada
kiriman paket dari Jakarta”. Lalu aku keluar dan
menerima paket tsb. Karena tertarik kubuka
isinya ternyata isinya alat-alat seks ada penis dari
karet, ada oil pelumas dan juga ada 5 VCD.
Waktu kubuka paket tersebut Trisni ada di
sebelahku dan wajahnya memerah begitu tahu
isinya.
“Wah ternyata Jeng Rini hot juga ya Den”,
celetuknya Rini adalah nama bibiku.
“Entahlah mungkin aja paman udah loyo…, tapi
gimana kalau nanti malam kita setel VCD ini
mumpung yang punya lagi pergi..”, kataku
sambil mengamati wajahnya yang manis.
“Itu film apaan sih”.
“Entahlah tapi nanti kita nontonnya berdua aja
biar nggak dilaporkan ke paman ok”
Malamnya jam 21.00 setelah semua tidur Trisni
ke ruang tengah, dia memakai pakaian tidur
yang tipis sehingga kelihatan CD dan BH-nya.
“Eh, apa semua sudah tidur”, tanyaku.
“Sudah Den”, jawabnya.
Lalu aku mulai menyetel itu film dan ternyata itu
film pribadi bibiku, waktu itu Bibi dan paman
sedang bercumbu dengan alat-alat seks tersebut,
penis karet yang panjang itu menancap di vagina
Bibi dan penis paman diisap oleh Bibi tapi
anehnya penis paman tetap kecil.
“Eh kok yang main film Jeng Rini dan Den Budi?”,
gumannya setengah bertanya padaku.
“Wah kelihatanya paman itu impoten masa
diisep begitu nggak berdiri”, sahutku sambil aku
mengeluarkan penisku.
“Nih wong aku yang lihat aja langsing berdiri
kok”.
“Ih, Aden jorok ah”, sahut Trisni ketika penisku
aku dekatkan ke wajahnya. Aku berusaha
memasukkan penisku ke mulutnya dan dia
hanya mau menciuminya mula-mula di sekitar
batangnya lalu dia mulai menjilati kedua telurku,
wah geli sekali dan dia mulai mengisap penisku
pelan-pelan, ketika asyik-asyiknya tiba-tiba Erni
pembantu yang satunya masuk ke ruang tengah
dan dia terkejut ketika melihat adegan kami.
Kami berdua jadi berhenti sebentar, “Erni kamu
jangan lapor ke Paman atau Bibi ya awas kalau
lapor”, ancamku.
“Iya Den”, jawabnya sambil matanya melirik
penisku yang masih berdiri tegak.
“Kamu di sini aja lihat film itu”, sahutkku. Dia
diam saja. Lalu tanganku melucuti semua baju
Trisni dan dia diam saja. Kemudian dia
kurebahkan di sofa panjang dan aku mulai
menjilati vaginanya, ternyata vaginanya sudah
sangat basah.
“Den…, oh den nikmat..”, rintihnya, aku melirik
Erni dia dadanya naik turun melihat adegan kami.
Setelah Trisni puas, lalu aku berdiri dan
kumasukkan penisku pelan-pelan. “Bles..”,
amblas semua batangku dan Trisni berteriak
kenikmatan. Kupompa pelan-pelan vaginanya
sambil menikmatinya, licin sekali rasanya.
“Sini daripada bengong aja mendingan kamu
ikut…, ayo sini”, kataku pada Erni. Lalu dengan
malu Erni menghampiri kami berdua. Aku ganti
posisi Trisni kusuruh nungging dan kugarap dia
dari belakang sehingga ke dua tanganku
bergerilya di tubuh Erni. Ketika sampai di CD-nya
ternyata CD-nya sudah basah semua. Aku ciumi
mulutnya, lalu aku isap putingnya. Dia kelihatan
sudah sangat terangsang. Aku menyuruhnya
melepaskan semua pakaian yang di kenakan.
Saat itu aku merasakan penisku tersiram oleh
cairan hangat. Oh, dia sudah orgasme pikirku
dan gerakan Trisnipun melemah. Lalu kucabut
penisku dan kumasukkan pelan-pelan ke vagina
Erni dan ternyata lebih nikmat punya Erni, lebih
sempit lubangnya. Mungkin karena jarang
bersetubuh dengan suaminya pikirku.
Setelah masuk semua aku baru merasakan
bahwa vagina Erni itu bisa menyedot dan
mengisap, seperti diremas-remas rasanya
penisku.
“Uh nikmat banget sih kamu apain itu
memekmu heh”, kataku dan Erni cuma
tersenyum, lalu kupompa dengan lebih
semangat.
“Den ayo den lebih cepat nih”, dan kelihatan
bahwa Ernipun mencapai klimaks.
“Ih…, ih…, ih…, hmm..” rintihnya. Lalu
kudiamkan dulu penisku biar meraskan remasan
vagina Erni, lalu kucabut dan Trisni langsung
mendekat dan dikocoknya penisku dengan
tangannya sambil diisap ujungnya, dan ganti
Erni yang melakukannya. Kedua cewek tersebut
jongkok di depankku dan aku merasakan sudah
mau keluar.
“Aku nggak tahan lagi nih…”, lalu Erni mengocok
dengan cepat dan, “Crooot…, crooot…, crooot…,
crooot”, keluar semua maniku empat kali
semprotan dan kelihatannya dibagi rata oleh Erni
dan Trisni. Akupun terkulai lemas.
Selama sebulan lebih aku bergantian
menyetubuhi mereka, kadang-kadang kami
melakukannya bertiga. Dan pada hari itu paman
memanggilku.
“Ric paman mau ke Singapore ada keperluan
kurang lebih 2 minggu kamu di rumah saja
nemanin Bibi kamu ya”, kata pamanku.
“Iya deh aku nggak akan dolan-dolan”, jawabku.
Bibi tersenyum padaku kelihatan senyumnya itu
menyembunyikan sesuatu pikirku. Akupun
sebenarnya ingin merasakan tubuh bibiku tapi
karena tidak ada kesempatan selama ini aku
tahan saja. Akhirnya aku punya kesempatan nih
pikirku.Malam harinya selesai makan malam
dengan Bibi, aku nonton Seputar Indonesia di
ruang tengah dan Bibi menghampiriku dia
berkata, “Ric, waktu aku pergi sebulan yang lalu
apa kamu nggak dapat paket?”.
“Eh anu, aku nggak dapat kok”, jawabku dengan
gugup.
“Kamu bohong…, ini buktinya”, sambil dia
menunjukkan penis karet tsb. Ternyata penis
karet tersebut sudah jatuh ke tangan bibi, karena
barang tersebut sebetulnya di minta oleh Trisni.
“Anu kok Bi, waktu itu memang aku terima tapi”.
“Sudah kamu itu memang suka bohong ya lalu
mana VCD-nya?”.
“Aku simpan kok Bi buat aku setel jika aku
kepingin, habis Bibi hot banget sih di film itu”,
jawabku.
“Dasar anak kurang ajar”, wajahnya langsung
memerah.
“Kan Bibi saja belum lihat itu film, ayo kamu ke
kamar ambil itu VCD” suruhnya, lalu aku ke
kamar untuk mengambilnya.
“Ini Bi, tapi jika Eric pinjam lagi boleh kan Bi”,
kataku.
“Kamu jika ingin lihat lagi langsung saja nggak
usah pakai di film segala”.
“Ayo sini ke kamar Bibi nonton langsung saja”
jawab bibi.
Akupun langsung masuk ke kamar Bibi dan di
kamar itu, “Sebentar aku mau ganti baju dulu”,
kata Bibi dan dengan enaknya Bibi telanjang di
depanku. Aku yang sudah ereksi dari tadi
langsung aku peluk Bibi dari belakang. Dan
kubelai-belai payudaranya, dia diam saja lalu
kupelintir putingnya dan dia kelihatan sudah
mulai terangsang. Aku tahu bahwa puting dan
clitoris bibiku tempat paling suka dicumbui. Aku
mengetahui hal tersebut dari film-film bibiku.
Lalu tanganku satunya gerilya di daerah
vaginanya.
“Eh Ric nikmat juga belaian kamu”, katanya.
Lalu kubalik badan Bibi dan kamipun saling
berciuman. Bibir bibi aku lumat dan.., wow,
lidah bibiku menari-nari di mulutku. Lalu akupun
disuruh telanjang oleh bibiku.
“Eh gedhe banget barang kamu Ric?”, mungkin
bibiku jarang melihat penisku yang berdiri tegak,
habis pamanku impoten sih. Lalu dengan posisi
69 kami mulai bercumbu. Setelah puas langsung
aku masukkan penisku ke dalam vaginanya
“Bles”, masuk semua batangku dan bibikupun
berteriak keenakkan, aku goyang pinggulku,
kelihatan bahwa bibiku hampir mencapai
klimaks. Dia bertambah semangat ikut
menggoyangnya, kulihat wajahnya yang cantik,
matanya setengah terpejam dan rambutnya
yang panjang tergerai di bawah ranjang dan
kulihat dari kaca pinggul bibiku, aku jadi semakin
terangsang dan kamipun keluar bersama-sama.
Bibi tersenyum puas, “Ric jangan kapok lho…,
pokoknya seminggu minim 4 kali harus dengan
aku, Trisni dan Erni jangan kamu kasih lagi”.
“Iya bi…”, jawabku dengan malu-malu.
Sejak kejadian malam itu aku semakin lengket
dengan bibiku. hampir tiap malam aku
mengulangi lagi perbuatan itu, apalagi pamanku
berada di Singapore selama dua minggu. Selama
itu pula aku bermain dengan bibiku bak
pengantin baru.


Adult | GO HOME | Exit
1/3335
U-ON

inc Powered by Xtgem.com